JMDN logo

Wamen Ingatkan Tradisi Luhur Perlu Jadi Bagian Pendidikan Karakter

📍 Berita & Informasi
20 Juni 2025
8 views
Wamen Ingatkan Tradisi Luhur Perlu Jadi Bagian Pendidikan Karakter

Jakarta, 20/6 (ANTARA) - Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Fajar Riza Ul Haq mengingatkan segenap elemen bangsa bahwa nilai-nilai tradisi luhur bangsa perlu diintegrasikan ke dalam pendidikan karakter generasi muda di Indonesia.

“Pancasila, agama, budaya luhur adalah nilai karakter pendidikan kita. Nilai tradisi luhur dapat memancarkan serta menebarkan benih-benih kebaikan terutama bagi generasi muda di masa kini dan yang akan datang,” kata Fajar, seperti dikutip dari keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Hal itu disampaikan Fajar saat menghadiri upacara adat Seren Taun di Cagar Budaya Nasional Gedung Paseban Tri Panca Tunggal, Cigugur, Kuningan, Jawa Barat, Kamis (19/6).

Kehadiran Wamen Fajar tersebut disambut hangat oleh masyarakat yang tengah melaksanakan upacara Seren Taun yang rutin dihelat setiap tahunnya.



Menurutnya, upacara adat seperti Seren Taun bukan hanya bentuk rasa syukur atas panen padi, melainkan juga wahana pembelajaran hidup yang sarat makna, khususnya dalam membentuk karakter dan identitas kebangsaan anak-anak Indonesia.

“Apa yang menjadi tradisi kita tetap kita lestarikan di tengah tantangan yang ada dan bermacam polanya. Urang Sunda saya yakin dapat menguatkan antara nilai kebudayaan tradisi dengan nilai-nilai kemajuan,” ujarnya.

Fajar juga menyebut bahwa tradisi yang hidup di masyarakat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kekayaan budaya nasional. Tradisi itu, ujarnya melanjutkan, harus dijaga dan diteruskan kepada generasi mendatang melalui sistem pendidikan.



Diketahui, Seren Taun merupakan tradisi tahunan masyarakat adat Sunda di Cigugur sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen, sekaligus simbol harmoni antara manusia, alam, dan budaya.

Menurut Fajar, sebagai bagian dari khazanah kebudayaan Indonesia yang kaya, upacara Seren Taun sejatinya bukan hanya milik masyarakat Kuningan, melainkan juga milik alam kebudayaan masyarakat Indonesia.

"Rasa syukur panen dalam Seren Taun menandakan kita memiliki ketahanan pangan yang oleh Presiden Prabowo sering disebut sebagai ‘kemandirian pangan’. Itu terbukti dan mewujud. Hal inilah yang menjadi modal sosial kekuatan pangan kita,” kata dia. (ANTARA/Tri Meilani Ameliya)

Berita Populer

Berita Populer